Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia
Bencana
alam adalah suatu peristiwa yang memiliki dampak besar bagi populasi manusia. Sebagian
besar bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang, dan kebakaran hutan
merupakan contoh dari kerusakan alam yang diakibatkan oleh perilaku manusia
yang bertindak semena - mena dalam mengeksploitasi alam tanpa memikirkan dampak
yang akan terjadi di kemudian hari.
Kerusakan
hutan di tanah air sangat memprihatinkan. Penebangan hutan, pembakaran hutan, dan alih fungsi lahan merupakan contoh penyebabnya. Menurut catatan Kementrian Kehutanan
Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia
menyusut tiap tahunnya. Data Kementrian Kehutanan menyebutkan dari sekitar 130
juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42 juta hektar diantaranya sudah
habis ditebang. Padahal, hutan tropis Indonesia adalah habitat bagi 12 persen
spesies mamalia dunia, 7,3 persen spesies reptil dan amfibi, serta 17 persen
spesies burung dari seluruh dunia, yang menempatkan Indonesia sebagai salah
satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, dan sebagai
penyimpan 289 gigaton karbon serta pemegang peranan penting menjaga kestabilan
iklim dunia. Sehingga, tingkat kerusakan hutan yang tinggi akan mengakibatkan
dampak yang besar, seperti terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan
lingkungan sekitarmya, rusaknya hutan sebagai habitat satwa liar yang menyebabkan mereka bersaing dengan manusia untuk mendapatkan
ruang mencari makan dan hidup, yang akan merugikan kedua belah pihak.
Selain
penebangan hutan, perilaku manusia yang dapat merusak alam adalah membuang
sampah sembarangan, atau membuang sampah di sungai. Kepala Dinas Kebersihan DKI
Jakarta, Saptastri Ediningtyas, mengatakan bahwa dari 13 sungai besar yang ada di Jakarta,
sampah Kali Ciliwung diprediksi mencapai 132,75 ton, dan jumlah sampah di
bantaran 13 sungai diprediksi mencapai 356,08 ton. Hal tersebut mengakibatkan
banyaknya kerusakan – kerusakan alam, seperti banjir bandang, pendangkalan
sungai, timbulnya bau busuk di sekitar area sampah, menimbulkan banyak penyakit
(difteri, demam berdarah, gangguan pernapasan, gatal – gatal), menyebabkan
pencemaran air, dan mempersulit kegiatan daur ulang.
Apabila
kebiasaan – kebiasaan itu terus dilakukan maka kerusakan alam akan menjadi
semakin parah. Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaknya turut menjaga
kelestarian alam demi kehidupan di masa depan. Karena mencegah lebih mudah daripada memperbaiki,
maka menghindari kebiasaan – kebiasaan buruk yang merugikan alam akan lebih
mudah dilakukan daripada harus memperbaiki kerusakan alam yang telah kita
sebabkan.
NAMA :
SHOOFIA AULIA RAHMA
NO ABSEN :
20
KELAS :
X MIPA 1
SEKOLAH :
SMAN 3 SURAKARTA
